Orang Ketiga

Dulu....
Seandainya semesta mengirimkan sinyalnya padaku.
Akan kedatangan juga hadirmu yang akan memanah hatiku.
Aku mungkin bisa berlari, atau menyiapkan tameng untuk menghalaunya.
Karna aku bisa mencerna bagaimana akhirnya kita.

Dulu....
Seandainya semesta mengirimkan sinyalnya padaku.
Aku akan berlari pergi.
Tidak seperti ini.
Mencintai tak tahu berhenti.
Karena aku tak ingin menyakiti siapapun.
Diriku sendiri juga kamu.



Sayangnya semesta seolah merestui hadirmu,
Semesta seolah diam saja ketika kamu datang merayap dalam tiap hari ku.
Semesta seolah merestui kedekatan kita.
Hingga ia diam saja, ketika kedekatan kita kian rapat.

Entah dari mana awalnya pun aku tak tau.
Tak tau kapan pastinya aku jatuh hati.
Tak tau kenapa pastinya aku jatuh hati.

Bagaimana kamu bisa merayap perlahan?
Membuatku jatuh hati yang kemudian menjadi sayang dan tumbuh menjadi cinta.
Hingga saat ini kamu menetap di bunker hatiku.
Menguncinya rapat.
Dan entah hilang kemana kuncinya.
Kamu begitu jahat, Bahkan untuk tak memikirkanmu pun aku tak bisa.
Aku tau kenapa.

Semesta pastinya tahu bagaimana akhirnya kita.
Bagaimana akhirnya rasaku.
Tapi mengapa ia tak memberi pertanda.
Hingga aku kini mengerti,
Akulah orang ketiga.

Tak pernah dalam pikirku aku akan menjadi orang ketiga.
Dimana orang ketiga selalu menjadi duduk sebuah kehancuran.
Tapi aku tak pernah berniat menghancurkan apapun.
Atau menyakiti siapapun.

Coba lihat dari sisiku.
Sedikit saja.

Aku tak tau kapan dan mengapa aku jatuh cinta.
Jatuh cinta pada hati yang telah mencintai dan di cintai.
Lalu dimana hatiku akan diletakkan?

Coba lihat dari sisiku.
Apakah orang ketiga yang hadir selalu salah?
Dimana letak kesalahannya?
Apa hanya karena ia jatuh cinta pada hati yg telah termiliki.
Tanpa pernah meminta hati itu mencintai nya juga.

Coba lihat dari sisiku.
Apakah orang ketiga yang hadir selalu disalahkan
Hanya karena dia selalu menunggu hati yang cintainya.
Dan tak tau harus berhenti.
Dan tak tau cara berhenti.
Dia menunggu sendiri.
Diantara serpihan rasa sakit, juga cinta yang akan selalu membayangi.

Coba lihat dari sisiku.
Apakah orang ketiga yang hadir selalu di salahkan,
Hanya karena ia ingin selalu membahagiankan hati yang termiliki itu.
Walau ia tau bahagianya tidak padanya.

Coba lihat dari sisiku.
Apakah orang ketiga yang hadir selalu di salahkan,
Hanya karena dia selalu berusaha ada.
Menunjukkan dia ada.
Walau mungkin itu tak berarti apa-apa bagi orang yg di cintainya.

Coba lihat dari sisiku.
Apa orang ketiga yang hadir selalu disalahkan,
Ketika dia dengan ikhlas dan sabar mendengar bagaimana orang yang di cintainya begitu mencintai kekasihnya.
Melihat bagaimana bahagianya mereka. 
Dan hanya dapat diam saja, berusaha terlihat baik-baik saja.
Kemudian dengan terbata-bata mengucapkan "semoga kamu selalu bahagia"

Semoga kamu juga kalian mengerti.
Bukan inginku kalau aku menjadi orang ketiga.
Bukan.
Aku tak tau mengapa.
Aku jatuh hati. Dan tak tahu bagaimana cara berhenti.

Rasanya terlalu berat.
Menjaga hati untuk tidak menjadi serpihan ketika kesadaran kembali menuju permukaan bahwa aku mencintai kekasih orang.

Rasanya terlalu berat.
Ketika harus mencintaimu sendiri.
Untuk ku sendiri, tanpa memintamu membalas seperti ucapku.
Padahal jauh di dalam hati.
Aku selalu ingin menjadi satu-satunya.
Bukan salah satu nya.

Aku masih selalu bertanya.
Aku harus bagaimana?
Rasaku harus dibawa kemana?
Karena menuju hatimu, tak aku temukan jalannya.


#nyo
3 Nov 14
8 bulan dari kali pertama kita menjadi lebih dekat.

 

Komentar

Postingan Populer