none.

Aku kehabisan daya, juga cara.
Aku harus bagaimana?

Kamu pergi begitu saja.
Bukan ragamu yang pergi dari sisi ku.
Tapi lebih dari itu.
Hatimu, atau rasamu dan sikapmu yang jauh sekali pergi berlari meninggalkanku.
Sendiri.

Kamu dekat tapi tak terjangkau.
Kamu ada, tapi seperti tiada.
Lalu Aku harus bagaimana?

Seandainya aku bisa dengan mudah berbalik arah.
Kembali pada masa awal,
Ketika kita hanya sebatas mengenal nama.
Ketika kita hanya bertegur sapa seadanya.
Ketika aku hanya menjadi pendamba, bukan pecinta.

Sayangnya tak semudah itu.
Kamu masuk ketika hati ini terlalu lama kosong.
Kamu membuat segala sesuatu dalam aku berubah.
Membuat sesuatu di dalam rongga dadaku menghangat kembali.
Bahkan ketika hanya melihatmu, duduk disebelahku.
Tak mengertikah?

Lalu,
Berhari-hari yang kemudian menjadi berminggu-minggu
Selalu berharap semuanya kembali
Kembali seperti semester lalu
Seperti saat semuanya menghangat.
Kamu, aku, kita.
Ketika segala sesuatunya menjadi sangat mudah untukku, karena adanya kamu.
Ketika dengan sederhana nya aku bisa tersenyum bahagia, karena adanya kamu.
Betapa inginnya aku menjadi di inginkan, seperti waktu itu.

Tapi nyatanya,
Segala sesuatunya berubah.
Kamu pergi.
Aku sendiri.
Bermalam-malam panjang aku jalani sendiri.
Memimpikanmu sendiri.

Aku tak ingat.
Mungkin sudah dua purnama saat kali pertama hatimu meng-es kan aku.
Atau mungkin lebih dari dua purnama?
Terlalu lama,
Tak apa.
Karena pada tiap harinya aku selalu berjuang mencairkan es itu.
Berharap mungkin suatu saat es itu mencair kembali.

Karena pada nyatanya aku tak tahu bagaimana caranya berhenti untuk menuju padamu.
Seperti saat awal aku tak tahu kenapa aku bisa menjatuhkan hati ini padamu.
Aku tak tahu caranya.
Aku tak tau cara mengawalinya atau mengakhirinya.
Karena memang tak pernah kutemukan alasan-alasan itu.



Komentar

Postingan Populer